LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TERAPAN
“Pembuatan Roti Manis Dengan Bantuan Mikroorganisme”
OLEH:
NAMA : LD. ADI PARMAN RUDIA
STAMBUK : F1D1 10 043
JURUSAN : BIOLOGI
KELOMPOK : IV
ASISTEN : DARSON
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi adalah terapan biologi
yang melibatkan disilin ilmu mikrobiologi, biokimia, genetika, dan biologi monokuler. Definisi bioteknologi secara klasik atau
konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau
bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern, bioteknologi adalah pemanfaatan agen hayati atau
bagian-bagian yang sudah direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan barang
dan jasa pada skala industri. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan
nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau
bagian-bagiannya misalnya bakteri dan kapang. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan
yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri. Penerapan
bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan perubahan
atau ransformasi kimia yang diinginkan. Misalnya saja pada pembuatan roti dengan
melibatkan suatu organisme patogen seperti mikroorganisme.
Salah satu bahan baku roti yang paling penting dalam proses
pembuatan soft bread adalah ragi atau yeast. Ragi adalah mikroorganisme hidup
yang berkembang biak dengan cara memakan gula. Fungsi utama ragi adalah
mengembangkan adonan. Pengembangan adonan terjadi karena ragi menghasilkan gas
karbondioksida (CO2) selama fermentasi. Gas ini kemudian terperangkap dalam
jaringan gluten yang menyebabkan roti bisa mengembang. Komponen lain yang
terbentuk selama proses fermentasi adalah asam dan alkohol yang berkontribusi
terhadap rasa dan aroma roti, namun alkohol akan menguap dalam proses
pemanggangan roti.
Proses
pengembangan adonan merupakan suatu proses yang terjadi secara sinkron antara
peningkatan volume sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang terbentuk sebagai
hasil fermentasi dan protein larut, lemak dan karbohidrat yang juga mengembang
dan membentuk film tipis. Dalam proses ini terlihat dua kelompok daya yaitu
daya poduksi gas dan daya penahan gas. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
daya produksi gas adalah konsentasi ragi roti, gula, malt, makanan ragi dan
susu selama berlangsungnya fermentasi. Berdasarkan
uraian diatas maka pada praktikum kali ini yaitu “Pembuatan Roti Manis” untuk mengetahui
cara pembuatan roti manis dengan
bantuan mikroorganisme .
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu
bagaimanakah cara pembuatan roti manis dengan
bantuan mikroorganisme Saccharomyces cereviciae ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini yaitu untuk
mengetahui cara pembuatan roti manis
dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces cereviciae.
D. Manfaat
Praktikum
Manfaat praktikum yang
ingin dicapai yaitu agar dapat mengetahui cara
pembuatan roti manis dengan bantuan
mikroorganisme Saccharomyces
cereviciae.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas
roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses
pembuatannya. Jika bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang
baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan akan
mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk bakery sangat bervariasi
tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan dalam
pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi adanya variasi selera
dan daya beli konsumen (Desrosier, 1987).
Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan roti memiliki sifat dapat
memfermentasikan maltosa secara cepat (lean dough yeast), memperbaiki sifat
osmotolesance (sweet dough yeast), rapid fermentation kinetics, freeze dan thaw
tolerance, dan memiliki kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam
adonan sangat berguna untuk mengembangkan adonan karena terjadi proses peragian
terhadap gula, memberi aroma (alkohol) (Dwijoseputro, 1990).
Tepung
merupakan bahan baku utama roti. Tepung yang biasa digunakan untuk roti adalah
tepung gandum, jagung, havermouth, dan sebagainya. Untuk roti yang
memerlukan pemuaian, lebih baik digunakan tepung gandum, karena beberapa jenis
protein yang terdapat pada gandum jika dicampur dengan air akan menghasilkan
glutein. Glutein inilah yang dapat membuat roti mengembang selama proses
pembuatan. Jaringan sel-sel ini juga cukup kuat untuk menahan gas yang dibuat
oleh ragi sehingga adonan tidak mengempis kembali, yang harus dipertimbangkan
adalah terutama kadar protein tepung terigu dan kadar abunya. Kadar protein
mempunyai korelasi yang erat dengan kadar glutein, sedangkan kadar abu erat
hubungannya dengan tingkat dan kualitas adonan (Roberts,
1989).
Air
berfungsi sebagai media glutein dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk
sifat kenyal glutein. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH 6-9. Makin
tinggi pH air maka roti yang dihasilkan baik karena absorbsi air meningkat
dengan meningkatnya pH. Selain pH, air yang digunakan harus air yang memenuhi
persyaratan sebagai air minum, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Air yang digunakan dalam industri makanan pada umumnya harus
memenuhi persyaratan tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa
dan tidak menggangu kesehatan. Apabila air yang digunakan tidak memenuhi
persyaratan dalam pembentukan pati atau tepung maka dapat meningkatkan kadar
abunya sehingga mutu pati menurun (Gumbiro, 1987).
Pembuatan
roti, ragi/yeast dibutuhkan agar adonan bisa mengembang. Ragi/yeast biasanya
ditambahkan setelah tepung terigu ditambah air lalu diaduk-aduk merata, setelah
itu selanjutnya adonan dibiarkan beberapa waktu. Ragi/yeast sendiri sebetulnya
mikroorganisme, suatu mahluk hidup berukuran kecil, biasanya dari jenis Saccharomyces
cerevisiae yang digunakan dalam pembuatan roti ini. Pada kondisi air yang
cukup dan adanya makanan bagi ragi/yeast, khususnya gula, maka yeast akan
tumbuh dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida dan senyawa beraroma.
Gas karbondioksida yang terbentuk kemudian ditahan oleh adonan sehingga adonan
menjadi mengembang (Rukmana, 2001).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakasanakan pada hari Selasa, 13 November 2012 pada pukul 09.00 WITA – selesai
yang bertempat di Laboratorium Biologi Lanjut MIPA Lama Universitas Haluoleo
Kendari.
B. Alat dan
Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum Pembuatan
Roti Manis dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum “Pembuatan Roti Manis”
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Baskom
|
Sebagai wadah pembuatan roti
|
2
|
Kompor
|
Untuk memanggang
roti
|
3
|
Panci
|
Sebagai tempat
merebus air
|
4
|
Pengaduk adonan
|
Untuk mengaduk bahan-bahan roti hingga
halus
|
5
|
Pisau
|
Untuk mengiris bahan-bahan yang akan menjadi isi roti
|
6
|
Kuas kue
|
Untuk mengoles roti
|
7
|
Oven
|
Sebagai tempat pemanggang roti
|
8
|
Timbangan analitik
|
Untuk menimbang berat
ragi
|
9
|
Piring ceper
|
Untuk menyimpan roti
yang sudah masak
|
10
|
Kamera digital
|
Untuk mengambil
gambar roti yang sudah jadi
|
11
|
Kain lap
|
Sebagai pengalas pada saat memegang talang roti yang
panas
|
Bahan yang digunakan pada praktikum Pembuatan Roti Manis dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum “Pembuatan Roti Manis”
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Terigu 500 gr
|
Sebagai pembentukan adonan roti, karena sifatnya
yang plastis dan elastis.
|
2
|
Gula 125 gr
|
Sebagai makanan ragi, memberi rasa manis,
mengatur fermentasi, memperpanjang umur roti, menambah kandungan gizi dan
membuat tekstur roti menjadi lebih empuk.
|
3
|
Mentega 80 gr
|
Sebagai pelumas untuk memperbaiki remah roti,
memperbaiki sifat pemotongan roti, memberikan kulit roti lebih lunak, dan
dapat menahan air sehingga shelf life lebih lama.
|
4
|
Ragi 22 gr
|
Untuk meringankan adonan, membangkitkan aroma dan rasa, memperlunak adonan dan pengembang roti.
|
5
|
Telur 2 butir
|
Sebagai pengental, perekat atau pengikat.
|
6
|
Susu cair 125 ml
|
Sebagai bahan penyegar protein tepung sehingga
volume roti bertambah.
|
7
|
Air hangat 125 ml
|
Sebagai penyebab terbentuknya gluten serta
pengontrol kepadatan dan suhu adonan, pelarut garam dan gula.
|
8
|
Garam ½ sendok
|
Sebagai penambah
rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan lainnya, pengontrol waktu fermentasi
dari adonan beragi, dan penambahan kekuatan glutein.
|
C. Prosedur
Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Pembuatan Roti Manis
adalah sebagai berikut:
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan pada pembuatan roti.
2.
Menimbang masing-masing bahan sesuai dengan komposisinya.
3.
Mengocok
telur dan mentega hingga tercampur dengan rata.
4.
Setelah
itu, kami
tambahkan gula lalu mengocok lagi hingga halus.
5.
Setelah
halus, perlahan-lahan
kami masukkan tepung terigu kedalam wadah lalu diaduk hingga menjadi adonan.
6.
Melarutkan
ragi kedalam air hangat sekitar 125 ml lalu mencampurkan kedalam adonan yang
sudah jadi.
7.
Setelah
itu, kami tambahkan susu dan garam dan kami aduk kembali hingga merata.
8.
Jika
adonan cair, kami tambahkan lagi sedikit demi sedikit tepung terigu sampai
menjadi adonan yang padat.
9.
Setelah
adonan menjadi padat, kami bentuk sesuai yang kami inginkan, memberikan hiasan
atau isi untuk didalam roti dan menyimpan beberapa menit hingga mengembang.
10.
Setelah
mengembang, roti kami panggang hingga matang.
11.
Namun
sebelum itu, kami memanggang roti baru setengah matang, lalu kami mengoleskan
dengan kuning telur agar tekstur roti kelihatan cantik.
12.
Setelah
itu kami memanggang ulang roti hingga benar-benar matang.
13.
Setelah
benar-benar matang, siap untuk dihidangkan lalu mengambil gambar roti
menggunakan kamera digital.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan pada
praktikum Pembuatan Roti
Manis yaitu
Gambar : Roti
Manis yang siap disantap dengan berbagai variasi dan rasa.
(Sumber :
Dokumentasi Praktikum Biologi Terapan, 13/11/2012)
B. Pembahasan
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan
pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti memiliki
tekstur yang khas. Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang digoreng.
Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan panada merupakan
roti yang digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis, pita bread,
dan baquette adalah roti yang dipanggang.
Bahan
baku yang digunakan dalam pembuatan roti dapat digolongkan bahan utama dan bahan pembantu.
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan roti adalah tepung terigu,
air, ragi roti, dan garam. Tepung terigu mengandung dua macam
protein yang memegang peranan penting dalam pembuatan roti, yaitu protein
gluten berfungsi menentukan struktur produk roti dan memberikan
kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi, dan glutenin
memberikan elastisitasdan kekuatan untuk perenggangan terhadap gluten.
Kandungan gizi tepung terigu yang baik akan mempunyai komposisi kadar air 13%,
kadar protein 12-13%, kadar hidrat arang 72-73%, kadar lemak 1,5%, pada saat bercampur dengan air
yang berfungsi sebagai kerangka roti, membuat adonan tidak mudah pecah pada
waktu diroll dan menahan gas CO2 hasil fermentasi.
Fungsi
ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi adonan dengan mengubah gula
menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan dan mengempukan
gluten dalam adonan. Kondisidari gluten ini akan memungkinkan untuk
mengembangkan gas secara merata dan menahannya, membentuk
cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi. Fungsi garam dalam pembuatan roti
adalah penambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan lainnya, pengontrol
waktu fermentasi dari adonan beragi, penambahan kekuatan glutein. Syarat garam
yang baik dalam pembuatan roti adalah harus seratus persen larut dalam air,
jernih, bebas dari gumpalan-gumpalan dan bebas dari rasa pahit.
Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang
menyertai bagian utama dalam pembuatan roti untuk mendapatkan aroma, rasa
dan tekstur yang diinginkan. Bahan pembantu ini terdiri dari
shortening, bread improver, susu skim, telur, gula, bahan pengisi serta flavoring.
Pemberian anti oksidan (asam askorbat, bromat), dan anti kapang seperti
kalium propionat dan kalsium pospat ditambahkan untuk memperpanjang
keawetan roti. Bahan baku juga mempunyai karakteristik fisik, kimia
dan mekanik yang berbeda, demikian juga perubahan sifat–sifat tersebut
akibat pengolahan mungkin berbeda. Oleh karena itu sebelum mengetahui cara
pembuatan roti, terlebih dahulu mengenal 2 jenis bahan yang akan digunakan,
fungsinya dalam pembuatan roti serta sifat-sifat yang dibutuhkan. Hal ini perlu
diketahui untuk bisa memilih bahan secara ekonomis dan mengendalikan mutu
produk sesuai dengan keinginan.
Berdasarkan
formulasi adonan roti dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu adonan roti manis, roti tawar
dan adonan soft rolls. Adonan roti manis adalah adonan yang dibuat dari
formulasi yang banyak menggunakan gula, lemak dan telur. Adonan roti tawar
adalah adonan roti yang mengunakan sedikit tanpa gula, susu skim dan
lemak. Sedangkan adonan soft roll adalah adonan roti yang dibuat dari formula
yang menggunakan gula dan lemak relatif lebih banyak dari adonan
roti tawar.
Namun, pada praktikum kali ini kami akan membuat roti
manis, dimana kami akan membuat adonan yang formulasinya banyak menggunakan
gula, lemak dan telur. Pada prinsipnya roti dibuat dengan cara mencampurkan tepung
dan bahan penyusun lainnya menjadi adonan kemudian difermentasikan dan dipanggang.
Pembuatan roti dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu proses pembuatan
adonan dan proses pembakaran. Kedua proses utama ini akan menentukan mutu hasil
akhir.
Proses
fermentasi pada pengolahan roti sudah dilakukan sejak lama. Tahapan ini dilakukan
untuk menghasilkan potongan roti (loaves) dengan bagian yang porus dan tekstur
roti yang lebih lembut. Metode ini didasarkan pada terbentuknya gas akibat
proses fermentasi yang menghasilkan konsistensi adonan yang frothy (porus
seperti busa). Pembentukan gas pada proses fermentasi sangat penting karena gas
yang dihasilkan akan membentuk struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke
dalam adonan dapat berlangsung cepat pada saat baking. Panas yang masuk ke
dalam adonan akan menyebabkan gas dan uap air terdesak ke luar dari adonan,
sementara terjadi proses gelatinisasi pati sehingga terbentuk struktur frothy.
Fermentasi
adonan didasarkan pada aktivitas-aktivitas metobolis dari khamir dan bakteri
asam laktat. Aktivitas mikroorganisme ini pada kondisi anaerob akan
menghasilkan metabolit fungsional yang penting pada pembentukkan adonan. Dengan
mengendalikan parameter proses fermentasi dan metode preparasi adonan dapat
dimungkinkan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dan enzim untuk menghasilkan
adonan roti yang dikehendaki seperti volume, konsistensi, dan pembentukkan.
Khamir
jenis Saccharomyces cereviceae merupakan jenis khamir yang
paling umum digunakan pada pembuatan roti. Khamir ini sangat mudah ditumbuhkan,
membutuhkan nutrisi yang sederhana, laju pertumbuhan yang cepat, sangat stabil,
dan aman digunakan (food-gradeorganism). Dengan karakteristik tersebut,
S. Cereviceae lebih banyak digunakan dalam pembuatan roti dibandingkan
penggunaan jenis khamir yang lain. Dalam perdagangan khamir ini sering disebut
dengan baker’s yeast atau ragi roti.
Pengembangan
Adonan, penggunaan mikroorganisme dalam
pengembangan adonan masih menjadi fenomena yang asing bagi masyarakat yang
tidak familiar dengan pabrik roti. Udara (oksigen) yang masuk ke dalam adonan
pada saat pencampuran dan pengulenan (kneading) akan dimanfaatkan untuk tumbuh
oleh khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi yang anaerob dan terjadi proses
fermentasi. Gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi
akan terperangkap di dalam lapisan film gluten yang impermiabel. Gas akan
mendesak lapisan yang elastis dan extensible yang selanjutnya menyebabkan
pengembangan (penambahan volume) adonan.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Roti adalah produk makanan yang
terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain. Fermentasi merupakan kegiatan
mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki dan mikrobia yang
umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir serta kapang, sedangkan khamir jenis Saccharomyces
cereviceae merupakan jenis khamir yang paling umum digunakan pada pembuatan
roti.
B. Saran
Saran
yang dapat diajukan
pada praktikum ini adalah sebaiknya pada praktikum pembuatan roti, praktikan
lebih aktif untuk bekerja, agar praktikum bisa berjalan dengan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Desrosier,
N.W. 1987.Teknologi Pengawetan Pangan. UI Press. Jakarta.
Dwijoseputro.
1990. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Djambatan. Malang.
Gumbiro, Said. 1987. Bio Industri Penerapan Teknologi Fermentasi. Jakarta. Mediyatama Sarana Perkasa.
Roberts, Haris dan Endel, Karmas. 1989. Evaluasi Gizi
Pada Pengolahan Pangan. ITB.
Bandung.
Rukmana dan
Yuniarsih. 2001. Cara Pembuata Roti . Kanisius.
Yogyakarta.
IZIN COPY GAN
BalasHapusTerima kasih banyak. Terus berkarya dan berguna bagi orang lain ya. hehehe...
BalasHapusmantap izin copas
BalasHapussilahkan sodara... mkash dah berkunjung di blogku.. tlg artikelnya di share ya.. supaya dpt pahala.. hehe
BalasHapusmaaf yaaa minta izin copas tapi engga semuanya kok:)
BalasHapusizin copas yaaaaa:) terimakasihhh
BalasHapusizin ngocopi yaaaa;) tapi engga semuanya kok;D
BalasHapusga lengkap ahhhh
BalasHapus@malik : iya, hanya sebagian sj jg yg sy bisa upload bwt blogger yg mgkn bsa membantu, selainnya nanti cri literatur lain, thank.. :)
Hapus