LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI TERAPAN
“Pembuatan Tape
Dengan Menggunakan Beras Ketan Merah (Oryza sativa L.)”
OLEH:
NAMA : LD. ADI
PARMAN RUDIA
STAMBUK : F1D1 10 043
JURUSAN : BIOLOGI
KELOMPOK : IV
ASISTEN : DARSON
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tape merupakan makanan
fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras,
beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan
fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama,
seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak
mikroorganisme.
Proses pembuatan tape melibatkan
proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae . Jamur ini memiliki kemampuan dalam
mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbon dioksida . Selain Saccharomyces cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini
terlibat pula mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. Kedua mikroorganisme ini turut membantu
dalam mengubah pati menjadi gula sederhana(glukosa).
Mikroorganisme dari
kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan
amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan
monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification).
Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi
alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape
tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka
melalui praktikum ini akan mengetahui lebih lanjut, tentang pembuatan tape khususnya
tape dengan
menggunakan bahan dari beras ketan merah (Oryza
sativa L.).
B.
Rumusan Masalah
Praktikum pembuatan tape memiliki
rumusan masalah yaitu bagaimana cara membuat tape beras
ketan merah (Oryza sativa L.) ?
C.
Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam
praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan tape beras
ketan merah (Oryza sativa L.)
.
D.
Manfaat Praktikum
Manfaat
yang dapat diperoleh setelah dilakukannya praktikum ini yaitu dapat mengetahui
cara pembuatan tape beras ketan merah (Oryza sativa L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan
lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
(Anonim 1, 2011).
Peranan mikrobiologi
akan memberi warna, wawasan dan cakrawala barnubagi kehidupan bioteknologi
modem. Bahan baku biomassa yang ada merupakan "renwable frontier"
dapat diolah oleh bioteknologi tradisional maupun modem sehingga menjadi produk
baru yang sangat berharga. Produk-produk bioteknologi sangat erat dengan
perkembangan bioteknologi pada jamannya (Campbell, 1987).
Menjelang akhir abad
ke-20 sebagian besar masyarakat dunia menanti.bioteknologi dengan penuh harapan
untuk memecahkan berbagai masalah umat manusia dibumi. Namun sebagian
masyarakat memandang bahwa memasuki era bioteknologi sama saja memasuki hutan
belantara ketidak pastian tentang dampakyang akan terjadi kemudian hari.
Perkembangan bioteknologi sekarang ini akan menimbulkan dampak serius pada
demensi etika dan budaya. Rekayasa genetika menimbulkan masalah-masalah etika
serius yang berhubungan dengan pengubahan, manipulasi, penetapan paten dan
pemilikan bentuk-bentuk kehidupan. Berbagai perkembangan dibidang kesehatan
juga akan membawa implikasi mendalam pada nilai-nilai budaya. Infrastruktur
teknologi dan desakan ekonomi akibat bioteknologi membawa dampak besar pada
struktur sosial ekonomi serta pada nilai-nilai budaya, sementara masyarakat
luas tidak mendapat informasi dan diasingkan dari pengambilan keputusan tentang
ara, batas-batas tujuan dan dampak bioteknologi (Suharto, 1995).
Tape merupakan makanan tradisional
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Proses pembuatan tape
melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae.
Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa)
menjadi alcohol dan karbondioksida. Selain Saccharomyces cerivisiae,
dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor
chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. Kedua
mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula sederhana
(glukosa) (Anonim , 2011).
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30ÛC dan
membutuhkan waktu 45 jam. Fermentasi dapat diperlambat jika dingin. Fermentasi tapai paling baik
dilakukan pada kondisi mikro aerob .Pada kondisi ini, kapang tidak
mampu tumbuh sehingga tidak dapat menghidrolisis pati .Namun demikian, pada kondisi aerob
yang merupakan kondisi paling baik bagi kapang dan kahamir, aroma tidak
berkembang dengan baik karenatergantung dari fermentasi alkohol dan pada
kondisi ini fermentasi alcohol menurun (Amin, 1985).
Suhu berpengaruh kepada kecepatan
fermentasi, meskipun suhu yang lebih rendah dari 25 ÛC akan menghasilkan produk
dengan kadar alcohol yang tinggi pada fermentasi144 jam. Tapai dapat bertahan 2
3 hari bila di fermentasi pada suhu kamar. Apabila fermentasi dalam suhu kamar melebihi
hasil yang didapatkan akan rusak. Bila dikemas dengan cangkir plastik dan
disimpan dalam lemari es akan bertahan selama 2 bulan akan tetapi teksturnya
akan rusak yaitu menjadi keras (Elan, 1994).
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
Pembuatan Tape dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 13 November 2012 pukul
09.00 WITA - selesai yang
bertempat di Laboratorium Lanjut MIPA Lama Universitas Haluoleo, Kendari.
B.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Alat dan kegunaan yang diperlukan pada
Praktikum Pembuatan Tape
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Tupper waerr
|
Sebagai wadah untuk melakukan
fermentasi
|
2.
|
Periuk
|
Untuk memasak atau merebus beras ketan merah
|
3.
|
Baskom
|
Untuk tempat mencuci dan menampung beras ketan merah.
|
Bahan
yang digunakan pada praktikum Pembuatan
Tape dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan
kegunaan pada praktikum Pembuatan Tape.
No
|
Nama bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Ragi
|
Sebagai bahan
fermentasi
|
2.
|
Beras Ketan Merah
|
Sebagai bahan yang akan diamati
|
3.
|
Daun pisang
|
Untuk melapisi
beras ketan merah yang akan
difermentasi
|
4.
|
Air
|
Untuk mencuci
ubi/singkong
|
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja dalam praktikum Pembuatan Tape yaitu sebagai berikut :
1. Menyiapkan
seluruh peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Mencuci
beras ketan merah
dengan air bersih dan menghaluskan ragi yang akan digunakan.
3. Merebus
beras ketan merah hingga
masak lalu diinginkan sebelum diberi ragi.
4. Setelah
dingin, lalu beras ketan merah
dimasukkan kedalam tupper wear atau wadah yang telah diberi daun pisang
dan disusun rapi sambil diberi ragi yang
telah dihaluskan tadi hingga rata.
5. Menutup
wadah yang telah berisi beras ketan merah
yang siap difermentasi dengan rapat dan kuat.
6. Meletakkan
beras ketan merah
yang siap difermentasi ditempat yang aman selama ± 2 hari.
7. Setelah
± 2 hari dilakukan pengamatan untuk melihat hasil fermentasi berhasil atau
tidak.
8. Membuat
laporan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan
pada praktikum Pembuatan Tape yaitu
sebagai berikut :
Gambar : Tape Ketan Merah
yang sudah difermentasikan.
(Sumber : Dokumnetasi Praktikum Biologi Terapan, 13/11/2012)
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Proses pembuatan tape melibatkan proses
fermentasi yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini
memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi
alcohol dan karbondioksida. Selain Saccharomyces cerivisiae, dalam proses
pembuatan tape. Kedua mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati
menjadi gula sederhana (glukosa).
Tapai
merupakan makanan selingan yang cukup popular di Indonesia dan Malaysia. Pada dasarnya ada dua tipe tapai,
tapai ketan dan tapai singkong. Tapai memiliki
rasa manis dan sedikit mengandung alkohol, memiliki aroma yang menyenangkan,
bertekstur lunak dan berair. Tapai sebagai produk makanan cepat
rusak karena adanya fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi
tercapai, sehinga harus segera dikonsumsi.
Namun demikian jika disimpan dalam tempat yang dingin maka akan dapat
bertahan selama dua minggu. Hasil dari fermentasi lanjut adalah produk yang
asam beralkohol, yang tidak enak lagi untuk dikonsumsi.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah
satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih
jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Setelah melakukan pengamatan selama 2
hari tentang pembuatan tape ketan, kami dapat membahas bagaimana tape ketan
dibuat, memaparkan faktor-faktor yang terlibat dalam pembuatan ataupun dalam
proses fermentasi tape. Pertumbuhan
mikroorganisme selama proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi garam, oksigen, dan suhu.
Konsentrasi garam yang dianjurkan adalah 5-15%
(20-600S). Garam berfungsi untuk menghambat pertumbuhan jenis-jenis
mikroorganisme pembusuk yang tidak diinginkan selama proses fermentasi
berlangsung. Prinsip kerja garam dalam proses fermentasi adalah untuk mengatur
Aw (ketersediaan air untuk kebutuhan mikroorganisme). Mikroorganisme yang
diinginkan untuk tumbuh adalah jenis-jenis bakteri penghasil asam. Selain
mengatur Aw, garam juga berfungsi untuk menarik keluar cairan sel jaringan yang
mengandung sakarida-sakarida, dimana sakarida tersebut merupakan nutrien untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Kadar garam selama fermentasi akan berubah karena
cairan dalam sel-sel jaringan tertarik keluar sel, karena itu secara periodik
harus diadakan penyesuaian kadar garam.
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis
mikroorganisme dominan yang akan tumbuh. Umumnya diperlukan suhu 300C untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Bila suhu kurang dari 300C pertumbuhan
mikroorganisme penghasil asam akan lambat sehingga dapat terjadi pertumbuhan
produk.
Ketersediaaan oksigen harus diatur selama proses
fermentasi. Hal ini berhubungan dengan sifat mikroorganisme yang digunakan.
Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti biasanya membutuhkan oksigen
selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk bakteri-bakteri penghasil
asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung. Oleh karena itulah, proses fermentasi
pada ketan yang tertutup rapat lebih cepat dibandingkan dengan ketan yang
terbuka.
V. PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Tape
merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae dan setelah melakukan pengamatan selama 2
hari tentang pembuatan tape ketan, kami dapat membahas bagaimana tape ketan
dibuat, memaparkan faktor-faktor yang terlibat dalam pembuatan ataupun dalam
proses fermentasi tape. Pertumbuhan mikroorganisme
selama proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi garam, oksigen, dan suhu.
B.
Saran
Saran
yang dapat diajukan
pada praktikum ini adalah sebaiknya teman praktikan lainmampu bekerja sama
agar praktikum bisa berjalan dengan lebih lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Amien
Muhammad, 1985., Pegangan Umum
Bioteknologi 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Anonim¹.
2011.. Biotekhnologi. http://www.Wikipedia Bahasa
Indonesia, ensiklopedi bebas Diakses pada tanggal 20 November
2012.
Anonim².2011.Pembuatan
tape ketan. http://www.Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas diakses pada
tanggal 20 November 2012.
Brown C.M, I Campbell, F.G Prest, 1987. Introduction to Biotechnology:
Blackwell scientilic Publications, London.
Ign Suharto, 1995. Bioteknologi Dalam
Dunia Industri : Andi Offset, Yokyakarta.
Elan
Suherlan, 1994., Bioteknologi Bahan
Pangan., Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA, Bandung.
mantap artikelnya..
BalasHapuswww.kiostiket.com