STUDI KARAKTERISTIK MIKRO-HABITAT BURUNG MALEO
(Macrocephalon maleo) PADA KAWASAN
TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW)
SULAWESI TENGGARA
Oleh :
La Ode Adi Parman Rudia
ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada studi karakteristik mikro-habitat
burung Maleo (Macrocephalon maleo) di TNRAW. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada instansi terkait dan masyarakat
luas mengenai keberadaan burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman
Nasional Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara (TNRAW) yang telah ditetapkan
sebagai kawasan konservasi. Pengambilan data meliputi data primer dan sekunder.
Data primer mencakup kondisi habitat persarangan Maleo di TNRAW. Pengambilan
data burung Maleo dilakukan melalui survei dengan teknik pelaksanaan survei
menggunakan metode pengamatan langsung secara deskriptif dan dikombinasi dengan
metode jalur. Berdasarkan
hasil pengamatan di lokasi habitat burung maleo kawasan savanna area perbukitan
blok hutan Mempaho dan kawasan Savanna Pampaea, diperoleh suhu udara pada
lokasi pengamatan yaitu 32oC ini mengindikasikan sebagai suhu yang
dibutuhkan oleh burung maleo untuk masa pengeraman telur. Sedangkan suhu lubang
burung maleo adalah rata-rata 28-32o. Kemudian pH tanah sarang telur
burung maleo adalah rata-rata 5,9 – 7, dengan tingkat kedalaman lubang sarang
rata-rata adalah 50-60 cm. Adapun jenis vegetasi persarangan yaitu Melastoma sp. dan “komba-komba”
sedangkan jenis vegetasi yang menjadi tempat unutk mencari makan dan berlindung
meliputi Bambu duri (Bambusa spinosa),
Kirinyuh (Eupathorium sp), Rao (Dracontomelon
mangiferum), Beringin (Ficus spp), Kemiri (Aleurites
molucana), Caesalpinia pulcherrima, Mangga hutan (Mangifera
sp), Kuia (Alstonia scolaris), Nona (Metrosideros
petiolata), dan Bitti/kulipapo (Vitex sp) serta
Dalisi. Jumlah
burung Maleo saat perjumpaan adalah sebanyak dua (2) ekor jantan dan betina
sedang bertelur di lokasi kawasan savanna “Pada-padai” Resort Langkowala
wilayah Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara Penelitian selanjutnya dibutuhkan
informasi mengenai karakteristik tanah (struktur, tekstur, dan sifat tanah)
yang baik bagi pengeraman telur burung maleo untuk pengelolaan satwa Maleo
secara in-situ dan ex-situ.