sains in my dream
Sabtu, 25 Februari 2012
Minggu, 19 Februari 2012
Laporan Sistematik Hewan
http://www.ziddu.com/download/18646845/LAPORANPRAKTIKUMSISTEMATIKHEWAN.docx.html
http://www.ziddu.com/download/18646846/siswan-zooplanton.docx.html
http://www.ziddu.com/download/18646847/KingdomAnimaliazooploan.docx.html
http://www.ziddu.com/download/18646848/laporanpraktikumsiswan-insecta.docx.html
http://www.ziddu.com/download/18646846/siswan-zooplanton.docx.html
http://www.ziddu.com/download/18646847/KingdomAnimaliazooploan.docx.html
http://www.ziddu.com/download/18646848/laporanpraktikumsiswan-insecta.docx.html
Makalah Genetika tentang Lalat Buuah (Drosophila Melanogaster)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalat buah (Drosophila melanogaster) adalah
organisme yang memiliki ciri yang sudah
dikenal dan sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak dan
memiliki siklus hidup singkat. Lalat buah
merupakan serangga yang populer merusak buah buahan serta sayuran,
keadaan ini sangat merugikan petani besar dan juga kecil serta yang memiliki
kebun kecil di rumah. Lalat buah akan menyerang tanaman berbuah dan sayuran
berbuah seperti belimbing, mangga, jambu, cabai atau lombok, terong, tomat,
nangka dan beberapa lagi buah buahan tropis yang kita tanam dengan cara
menyuntikan telur kedalam buah buahan tersebut, ini akan menyebabkan buah
buahan serta sayur tersebut rusak sebelum dapat dipetik. Siklus hidup lalat
buah selama 20- 28 hari, selama hidupnya kawin dan bertelur dapat menghasilkan
1200 butir telur.Sepasang lalat buah dapat menghasilkan 300-400 butir telur.
Siklus hidup
drosophila terdiri atas stadium telur, larva, pupa, dan imago. Telur Drosophila
sp. berukuran kira-kira 0,5 mm berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak
mendatar, sedangkan permukaan ventral agak membulat. Pada bagian anterodorsal
terdapat sepasang filament yang fungsinya yang melekatkan diri pada permukaan,
agar telur tidak tenggelam pada medium. Pada bagian ujung anterior terdapat
lubang kecil yang disebut micropyle, yaitu tempat masuknya spermatozoa. Telur
yang dikeluarkan dari tubuh biasanya sudah dalam tahap blastula. Dalam waktu 24
jam telur akan menetas menjadi larva. Larva yang menetas ini akan mengalami 2
kali pergantian kulit, sehingga periode stadium yang paling aktif. Larva
kemudian menjadi pupa yang melekat pada permukaan yang relative kering. Pupa
akan menetas menjadi imago setelah berumur 8-11 hari bergantung pada spesies
dan suhu lingkungan.
Salah satu spesies
yang paling sering digunakan dalam penelitian adalah Drosophila
melanogaster. Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam
pustaka-pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah
lainnya) dan merupakan organisme model yang paling banyak digunakan
dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. D. melanogaster populer
karena sangat mudah berkembang biak (hanya memerlukan waktu dua minggu untuk
menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki
banyak variasi fenotipe
yang relatif mudah diamati.
Dengan demikian,
untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Drosophila melanogaster , maka
disusunlah makalah genetika ini untuk membantu proses perkuliahan dan
untuklebih menambah pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas maka hal-hal yang dapat dijadikan rumusan masalah
yaitu :
1.
Bagaimana morfologi dan anatomi pada lalat buah (Drosophila melanogaster) jantan dan
lalat buah (Drosophila melanogaster)
betina ?
2.
Bagaimana siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster) ?
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster) ?
4. Kelainan-kelainan
yang dapat terjadi pada lalat buah (Drosophila melanogaster)?
C. Tujuan
Tujuan
dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui morfologi dan anatomi pada lalat buah
(Drosophila melanogaster) jantan dan
lalat buah (Drosophila melanogaster)
betina.
2.
Untuk mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster).
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup lalat
buah (Drosophila melanogaster).
4. Untuk
mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada lalat buah (Drosophila
melanogaster).
D. Manfaat
Manfaat
yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.
Dapat mengetahui morfologi dan anatomi pada lalat buah
(Drosophila melanogaster) jantan dan
lalat buah (Drosophila melanogaster)
betina.
2.
Dapat mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster).
3. Dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup lalat
buah (Drosophila melanogaster).
4. Dapat
mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada lalat buah (Drosophila
melanogaster).
II. LANDASAN TEORI
Drosophila melanogaster
merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk.
Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan
perilaku hewan.
Berikut
merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :
Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drosophila
melanogaster
Selain
itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha
(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks)
dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari
bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Lalat
buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang
teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu: kepala, thoraks,
dan abdomen. Seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai
poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral
(punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di
dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini
bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan
akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.Perkembangan dimulai
segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama,
periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva
muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan
pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)
Periode kedua adalah periode setelah
menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada
sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa (Silvia, 2003).
Telur
Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di
permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi
lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur
perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur
Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian
luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit
bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Saat kutikula tidak lunak lagi,
larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa.
Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang
tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama
adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi
instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian
kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa.
Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium
makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas,
pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit
(molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva
instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke
pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).
Selama makan, larva membuat
saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka
pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya
merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini
larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk
cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa
kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan
pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)
menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam
keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa
(Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama
periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap
embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi
utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa
(Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila
melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah
keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum
terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan
akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat
mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma
yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan
jaringan embrio. (Borror, 1992)
III. PEMBAHASAN
A. Morfologi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Menurut sistem taksonomi atau pengelompokan
jenis makhluk hidup lalat Drosophila melanogaster dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
Kingdom :
Animalia
Phyllum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Diptera
Famili :
Drosophilidae
Genus :
Drosophila
Spesies :
Drosophila melanogaster
Morfologi lalat Drosophila melanogaster
termasuk dalam subordo Cyclorharpha, yang mempunyai cylpeus yang terpisah oleh
sclerite yang berbeda. Kantung ptilium atau frontal merupakan ciri-ciri dari bagian
kepala yang keadaan luarnya ditunjukkan adanya ptilinae atau frontal suture.
Suture adalah bagian yang sangat sempit disepanjang tepi bagian kepala, suture
ini membentuk suatu kantong membran atau ptilium dan dinding terakhirnya terbentuk pada tempat yang
sama dengan integumen. Kepala mempunyai organ-organ, yaitu:
1. Antena
Antena mempunyai alat yang penting
untuk klasifikasi diptera. Antena merupakan bagian yang kecil terbentuk seperti
sikat yang letaknya di ruas ketiga dari antena yang disebut arista. Antena
terdiri dari tiga segmen besar dimana yang kedua lenih besar dan lebih
kompleks, namun segmen kedua ini tidak mempunyai suture longitudinal.
2. Mata
Pada Drosophila melanogaster yang
normal mempunyai warna mata merah sedang yang abnormal mempunyai warna mata
putih. Gen yang mengatur warna terletak pada kromosom nomor satu dan tiap gen
yang mengatur letak mutan terletak pada kromosom nomor tiga. Gen yang mengatur
warna mata ini terpaut pada kromosom sex (linkage genes). Lalat ini mempunyai
lima buah ata yaitu dua buah terletak pada anterolateral(merupakan mata yang
besar)yang disebut mata orbital dan mata ocelli yang terletak pada bagian
dorso-medial terdiri dari tiga ominatidia.
Mata terdiri dari sel-sel mata dan disekeliling mata orbiatl terdapat rambut-rambut yang bentuk dan ukurannya teratur. Mata yang mengalami mutasi matanya berubah menjadi cokelat yang terdapat pada kromosom ketiga, putih pada kromosom ke satu dan posisi mata melintang terletak pada kromosom ke satu dan posisi itu disebut bar eyes.
Mata terdiri dari sel-sel mata dan disekeliling mata orbiatl terdapat rambut-rambut yang bentuk dan ukurannya teratur. Mata yang mengalami mutasi matanya berubah menjadi cokelat yang terdapat pada kromosom ketiga, putih pada kromosom ke satu dan posisi mata melintang terletak pada kromosom ke satu dan posisi itu disebut bar eyes.
3. Mulut
Organ mulut pada
Drosophila melanogaster disokong oleh formasi hidung. Morfologi hidung sulit
untuk digambarkan, sebab merupakan hasil modifikasi dari reduksi maksila, dan
merupakan perluasan dari daerah membran. Hidung beradaptasi untuk mengisap
cairan, namun untuk memasukkan partikel padat pada saluran makanan membutuhkan
waktu yang lama. Kondisi ini membuat bibir menjadi berefleksi dengan lovat
menuju ke puncak gigi dengan menggunakan alat pemotong. Mulut lalat ini
berwarna hitam dan posterior mulut terdapat rambut-rambut vibrissa. Semua alat
mulut menambah bentukan proboscis. Mulut terdiri dari:
a.
Labrum,
bagian dorsalnya berscelea baik, tetapi bagian ventral kebanyakan berupa
membran, dan bagian luarnya kadang-kadang berupa membran.
b.
Mandibula,
tidak ada, bila ada merupakan menghisap.
c.
Maxilla, sangat jarang, yang komplek terdiri
dari sclerite, basal berpisah dan tersendiri. Sungut maxilla merupakan bagian
yang penting unuk identifikasi. Sungut maxila ini terdiri dari 4 segmen, dimana
segmen keempat tereduksi menjadi organ single.
d.
Labium,
membentuk hidung pada bagian distalnya, biasanya elebar berpasangan.
e.
Hypopharink, pada umumnya ada dan keduanya
tebentuk lanceolus, (Strickberger, 1985).
Sedangkan pada bagian thorax dapat
terdiri dari tiga ruas, padanya terdapat rambut-rambut yang besar disebut
macrochaeta dan rambut-rambut yang berukuran kecil disebut microchaeta. Thorax
terbentuk melalui segmen tengah yang sayapnya mengalami pelebaran dua daerah
terakhir lebih kecil dari bagian anterior dan posterior yang berfungsi secara
aktif sebagai penyokong.
Bagian depan dan
belakang kaki, berdasarkan pengamatan merupakan bentuk terbesar terletak pada
bagian dorsal dari thorax dan terbagi menjadi presctum, scutum dan scutellum.
Batas antara presctum dan scutum disebut transverse suture. Thorax terdiri
dari:
1.
Sayap
Terdiri satu
pasang dan masing-masing terdiri dari delapan rambut-rambut jalan yang disebut
aerostichol pada bagian anteriol dorso-ventral. Drosophila melanogaster nomal
posisi sayapnya tidur dan menutupi, panjang sayapnya lebih panjang dari
abdomennya, sedangkan mutan sayapnya mengalami perubahan yang bermacam-macam.
2.
Kaki
Setiap segmen thorax mendukung satu pasang kaki. Bagian
kaki dari proximal ke distal adalah coxa, trocahanter, femur, tibia, segmen
tarsal 1 dan segmen tarsal 2, jadi setiap kaki terdiri dari 6 segmen yang
semuanya dtumbuhi oleh rambut-rambut. Lalatbuahjantanmemiliki sex comb antara batas tarsal
1 dan tarsal 2. Rambut-rambutdisebelahpermukaan tibia bagian proximal
apexdisebutpreatikal tibia spur.
Trochanteradalahsatubangunanberbentuksegitigakecil yang menghubungkan antara
coxa dan femur, (Sinnot, 1958).
Bagianabdomennyaterdiridari 11 ruas.
Lalatbetinaabdomennyamemiliki 8 targit, pada targitke 3 terdapatspirakel,
vagina pada targitke 7 dan onalplate pada targitke 8. Bentuk abdomen
lalatbetinamempunyaiujungeruncing dan pola-polagaris yang berbedadaripada
abdomen jantan. Abdomen jantanmempunyai 7 targit, terdapatperisae. Targitke 5
terdapatlengkunggenitak dan onalplate pada ujungtargitke 7.
Bentukabdomennyaberujungtumpuldengansegmenterakhirberwarnahitam. Ruaspertama
abdomen dimulaidaristeiumsangattereduksi. Ruaskeduasampaike 11 terdapattipula.
Ruas pada Drosphilamelanogastersulitdipastikan, jaranglebihdari 4 atau 5 yang
nampakpembelahan.
Secara morfologi Drosophila melanogaster jantan
dan betina dapat dibedakan dengan parameter-parameter sebagai berikut:
Jantan
|
Betina
|
Ukuran tubuh lebih kecil
|
Ukuran tubuh lebih besar
|
Memiliki 3 ruas abdomen
|
Memiliki 6 ruas abdomen
|
Memiliki sisir kelamin/sex comb
|
Tidak memiliki sisir kelamin
|
Ujung abdomen tumpul
|
Ujung abdomen runcing
|
Gambar 1. Drosophila melanogaster betina dan jantan
Lalat
buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang
teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, thoraks,
dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini
mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral
(punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah
ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros
ini bahkan sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan
akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Drosophila
memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh
bagian belakang. betina memilki ukuran panjang sekitar 2,5 mm dan yang jantan
lebih kecil dibandingkan dengan betina. pada jantan, bagian tubuh belakang
lebih gelap. pada Drosophila yang liar memilki mata berwarna merah.
B.
Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila
melanogaster)
Metamorfosis pada Drosophila
termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva
instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari telur
Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.:
Gambar 2. Siklus Hidup lalat buah (Drosophila melanogaster)
Perkembangan dimulai segera setelah
terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik
di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari
telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti
ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode kedua adalah periode
setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan
pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda
kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa
mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat
hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin
maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. Telur Drosophila dilapisi oleh dua
lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan
suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya
terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari
telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih,
bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam
di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang
keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi,
larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa.
Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang
tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama
adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi
instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah
pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk
membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas
permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika
dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose
pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia
instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III,
dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).
Saat larva Drosophila membentuk
cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa
kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan
pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)
menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam
keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa
(Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama
periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap
embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi
utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa
(Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila
melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah
keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum
terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan
akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat
mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma
yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan
jaringan embrio. (Borror, 1992).
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Siklus Hidup Lalat Buah(Drosophila
melanogaster)
1. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus
selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu
sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara
optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat
yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
Waktu
perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7 hari, dan dicapai pada
suhu 28° C. Perkembangan meningkat pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar
30° C, selama 11 hari, hal tersebut berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada
suhu 25° C tersebut, lama harinya umumnya adalah sekitar 8.5 hari, sedangkan
pada suhu 18° C lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C lama hari
perkembangannya adalah 50 hari. betina meletakkan sekitar 400 telur, sekitar
lima tiap waktunya, dimasukkan ke dalam sebuag kantung atau material organik
lain. panjnag telur sekitar 0.5 millimetres akan mengeram setelah 12-15 jam
pada suhu 25° C. Akan menghasilkan larva instar I setelah 4 hari pada suhu 25°
C, kemudian molting sebanyak dua kali sehingga masuk ke fase larva instar II
& III, hal tersebut terjadi sekitar 24 dan 48 jam setelah eclosion. Selama
masa ini, mereka akan mikroorganime yang menguraikan buah. Kemudian larva
dibungkus oleh kapsul yang disebut puparium, puparium ini berfungsi melindungi
pupa lalat buah dari gangguan lingkungan sekitarnya. pupa tersebut
akanmengalami metamorfosis selama 5 hari dan tumbuh menjadi dewasa.
Perkawinan
pertama lalat buah betina terjadi 12 jam setelah ”emergence”. Betina menyimpan
sperma dari jantan yang telah mengawininya. Drosophila melanogaster mulai
bertelur setelah berumur lebih kurang 8 jam. Drosophila melanogaster betina
sanggup menghasilkan 50-75 butir telur per hari atau dapat menghasilkan 400-500
butir telur. Telur Drosophila melanogaster berwarna putih susu berbentuk bulat
panjang dengan ukuran 0,5 mm. Pada ujung anterior terdapat lubang yang disebut
mikropil dan terdapat tonjolan memanjang seperti sendok.
Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24 jam dan akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami pergantian kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan).
Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24 jam dan akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami pergantian kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan).
2. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila
melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan.
Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran
kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal
berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya
dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi
oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).
3. Intensitas Cahaya
Drosophila
melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan
akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
D
. Kelainan-kelainan pada Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
LalatDrosophila melanogastermempunyai
4 pasangkromosom (2n=8) yang terdiridari 3 pasangautosomjantan dan betinaserta
1 pasangkromosom sex pada jantan dan 1 pasang pada betinatetapibentuknyaberbeda.
Pada kromosomkelamindapatdibedakan atas:
a. Kromosom X yang berbentukbatangluas dan memiliki 2
kromosom X.
b. Kromosom Y yang sedikitmembengkok pada
salahsatuujungnya dan kromosom Y lebihpendekdaripadakromosom X,
sertalalatjantanmemilikisebuahkromosom X dan sebuahkromosom Y.
Pada lalatbetina, pasangankromosomke 4
terdiridarikromosom yang sama panjang. Pada lalatjantan, pasangankromosomke 4
bentuknyatidak sama. Salahsatukromosomdaripasangankromosom yang tidak sama
panjangtersebutberbentukbengkok. Sekitardua per tigapanjangnyalurus dan
sepertigamembengkokhinggamenyerupaikail. Kromosominidisebutkromosom Y, pasangan
yang lurusdisebutkromosom X. Dan keduakromosomitudisebutkromosomkelamin,
karenakehadirannyaselaluberkolerasidengankelaminlalatitu.
Jadi, sekitardua per tigakromosom X dan Y
bepasangan, sedangkansepertigatidakberpasangan, karenaujungnyamembengkok.
Karenaituterdapatsepertigabagiankromosom X yang
tidakberalelkarenatidakditutupiolehkromosom Y.
dikatakanbahwaduapertigakromosomitumemilikibagianhomolog,
sedangkansepertigabagiankromosom X memilikibagian yang non homolog.
Dengandemikian pada
lalatjantanterdapatpasangankromosomterpendek yang bentuknyatidak sama
kromosomjantanitudisebutkromosom XY, dan kromosombetinanya XX.
Perbedaanjeniskelaminditandaidengansifat
–sifatmenuruntertentu yang jelas. Polapigmentadi pada perutjantan, penis, dan
bulukejur pada ruastorsalpertamadari kaki depanadalahbeberapadarisifatnyata
yang membedakanlalatjantandarilalatbetina. Faktabahwaadaatautidakadanyasifat
–sifatiniselaluberhubungandengankromosomkelaminyamgmerupakanbuktidariteoriketurunan.Walaupun
pada umumnyadianggapbahwalalat XX adalahbetina dan Xyadalahjantan,
akantetapikenyataandenganadanyanondisjunction, bahwakromosom Y pada
lalatinitidakmempunyaipengaruh pada penentuanjeniskelamin.
Pada Drosophila melanogaster,
penentuanjeniskelamindipengaruhiolehperbandingan antara kromosomkelamin dan
jumlah set autosom (A).
Apabila X/A > 1,5 adalah
betina super.
Apabila X/A = 1,0 adalah
betina.
Apabila X/A = 0,75 adalah
interseks
Apabila X/A = 0,5 adalah jantan
Apabila X/A < 0,5 adalah
jantan super.
Lalat Drosphila mempunyai beberapa kelainan-kelainan
yaitu terdiri dari:
a. Lalat ginandromorf adalah lalat yang separuh tubuhnya
terdiri dari jaringan lalat betina sedangkan separuh lainnya terdiri dari
jaringan lalat jantan. Lalat ini tidak mempunyai formula kromosom.
b. Lalat interseks adalah lalat yang jaringan tubuhnya
merupakan mosaik (campuran yang tak teratur) dari jaringan lalat betina dan
jantan. Lalat ini steril.
c. Lalat jantan super adalah lalat yang sebenarnya akan
menjadi lalat jantan akan tetapi triploid (3n) untuk autosomnya (3AAAXY) dan
steril.
d. Lalat dengan kromosom X yang melekat adalah lalat betina
tetapi kedua kromosom X saling melekat pada salah satu ujungnya.Lalat Drosophila melanogaster normal ( tipe
liar ) adalah lalat Drosophila yang ditemukan di alam yang memiliki fenotip
dengan karakteristik yang telah ditentukan, diantaranya badan kelabu, warna
mata merah, dan sayap lurus panjang.
e. Variasi fenotip muncul akibat adanya perbedaan pada satu
hingga tiga gen, misalnya warna mata putih, sayap vestigial, tubuh ebony, dan
banyak lagi variasi lainnya. Lalat Drosophila
melanogaster yang memiliki sedikitnya satu karakter yang berbeda dengan
tipe liarnya disebut sebagai mutan.
Selain itu, masih ada beberapa kelainan-kelainan pada Lalat Drosophila
melanogasteryaitu :
Gambar
3. Curly-WingedFlies
Sayap-sayap lalat ini keriting. Mereka mempunyai suatu
cacat di dalam tubuh mereka yaitu "gen keriting" pada kromosom yang
kedua. Sayap-sayap keriting ini terjadi karena suatu mutasi dominan, yang
berarti bahwa satu salinan gen diubah dan menghasilkan cacat itu. Jika salinan
kedua-duanya (orang tuanya) adalah mutan, maka lalat ini tidak akan survive.
Gambar 4. Short-Winged Flies
Sayap-sayap lalat ini pendek. Sayap lalat ini tidak bisa
terbang. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu vestigial
gen, pada kromosom yang kedua. Lalat ini mempunyai suatu mutasi
terdesak/terpendam. Tentang penghembus vestigial gen yang dibawa oleh
masing-masing lalat (satu dari orangtua masing-masing), kedua-duanya harus
diubah untuk menghasilkan sayap yang abnormal. Seandainya satu adalah mutan,
versi yang sehat dapat mengesampingkan cacat tersebut.
Gambar 5. Ebony Flies
Lalat ini berwarna gelap, hampir hitam dibadannya. Mereka
membawa suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kayu hitam yang terletak
pada kromosom ketiga. Secara normal, gen kayu hitam bertanggung jawab untuk
membangun pigmen yang memberi warna pada lalat buah normal. Jika gen kayu hitam
cacat, maka pigmen yang hitam ini dapat menyebabkan badan pada lalat buah
menjadi hitam semuanya.
Lalat ini berwarna kekuningan dibanding lalat normal.
Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kuning pada
kromosom X. Gen kuning diperlukan untuk memproduksi suatu pigmen pada lalat
hitam normal. Sedangkan pada
mutan ini tidak bisa menghasilkan pigmen atau gen kuning ini.
Gambar 7. White-Eyed Flies
Lalat ini mempunyai mata putih. Seperti lalat
orange-eyed, mereka juga mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen
putih. Tetapi di lalat ini, gen putih secara total cacat, sehingga tidak
menghasilkan pigmen merah sama sekali.
Gambar 8. Eyeless Flies
Lalat ini tidak punya mata. Mereka mempunyai suatu cacat
di dalam tubuh mereka yaitu gen buta, yang secara normal diinstruksikan sel di
dalam larva untuk membentuk suatu mata.
Gambar 9. Leg-Headed Flies
Lalat ini mempunyai antena seperti kaki abnormal pada
dahi mereka. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen
antennapedia (bahasa latin untuk "antenna-leg"), yang secara normal
diinstruksikan sel untuk merubah beberapa badan untuk menjadi kaki. Di lalat
ini, gen antennapedia dengan licik instruksikan sel yang secara normal untuk
membentuk antena menjadi kaki sebagai gantinya.
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat diambil dari penyusunan Makalah Genetika ini yaitu :
1. Drosophila melanogastermemiliki
morfologi yang terdiri dari kepala dan thorax. Dimana kepala terdiri dari :
antena, mata dan mulut sedangkn bagian thorax terdiri dari :sayap dan kaki.
2. Metamorfosis
pada Drosophila termasuk metamorfosis
sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar
III – pupa – imago.
3. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster) yaitu : suhu
lingkungan, ketersedian makanan, dan intensitas cahaya.
4. Kelainan-kelainan
pada Drosophila melanogaster yaitu : Lalat ginandromorf, lalat interseks, lalat jantan super, lalat dengan kromosom X yang melekat.
B. Saran
Saran
yang dapat kami ajukan pada penyusunan makalah ini yaitu, sebaiknya setiap
mahasiswa
Langganan:
Postingan (Atom)